Tag Archives: solusi

SURAT PEMBACA: Pemilu Online Solusi Pemilu yang Jujur

Image

PENGALAMAN menunjukkan bahwa pemilu offline sangat rawan kecurangan, rawan suap/sogok dan rawan manipulasi. Mulai dari percetakan kertas suara, pembagian surat suara, penyimpanan kotak suara, perhitungan hasil suara dan boleh dikatakan kecurangan bisa terjadi mulai hulu hingga hilir. . DPT (daftar Pemilih Tetap) juga bisa dimanipuasi. TI (Teknologi Informasi) di KPU/KPUD-pun bisa direkayasa. Dengan kata lain, pemilu offline sulit dipantau, sulit diaudit dan kebenarannya juga sulit dibuktikan.

Solusinya yaitu pemilu online. Bukan prosesnya yang online, tetap online dalam hal data. Antara lain, (1).DPT online. Semua warganegara yang berhak memilih namanya harus tercantum di DPT online yang bisa dilihat dan dipantau dari berbagai tempat. Jika ada warganegara yang merasa berhak tetapi namanya tidak tercantum, bisa memprotes atau mengirimkan data-data kependudukannya beserta nomor KTP atau NIK-nya.

Di samping itu, (2) Tiap TPS harus diberi kode secara permanen. Misalnya se-Indonesia ada 500.000 TPS (Tempat Pemungutan Suara), maka harus diberi nomor urut (oleh KPU Pusat) mulai dari TPS nomor 000.001 s/d nomor 500.000. Nomor TPS inipun harus diumumkan secara online. (3).Hasil perolehan suara pemilu (maupun pilkada) harus diumumkan berdasarkan nomor TPS tersebut mulai nomor TPS terkecil hingga nomor TPS terbesar. Misalnya, TPS nomor 113.555 hasil perolehan suara untuk capres/cagub/cabup A sekian, B sekian, C sekian, D sekian dan E sekian. Hasil perolehan suara inipun harus dionlinekan sehingga tiap warga negara bisa mencocokkan kebenaran hasil di TPS dengan hasil yang diumumkan secara online.  Mempertahankan pemilu offline sama saja mempertahankan pemilu yang sangat berpotensi tidak jujur. Pemilu online adalah solusinya.

Hariyanto Imadha

BSD Nusaloka Blok S1/11

Jl.Bintan 2 Blok S1/11

Tangerang Selatan

SURAT PEMBACA: Bentuk Stiker Ganjil-Genap Harus Berbeda

Image

TIAP kebijakan pemerintah yang tujuannya baik, sebaiknya kita dukung. Jika berpotensi mengandung kelemahan-kelemahan, sebaiknya kita memberikan alternatif solusi. Jangan sampai kita asal menolak tetapi tidak memberikan solusi. Oleh karena itu kebijakan sistem GG (ganjil-genap) untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jakarta (sebaiknya diterapkan di Jabodetabek) harus kita dukung.

Kabarnya, basis sistem GG adalah menggunakan stiker hologram. Kalau tidak salah, ukurannya 10 Cm X 15 Cm dibedakan warna merah dan warna hijau. Yang saya khawatirkan adalah apabila stiker ganjil-genap ukurannya sama. Sebab itu rawan diakal-akali. Misalnya, hari ini sistem ganjil, kaca mobil tentu saja mengggunakan stiker ganjil dan plat nomor ganjil (asli). Besok jadwal sistem genap, karena bentuk stikernya sama, maka stiker ganjil ditempel /ditimpa dengan stiker genap menggunakan isolasi transparan (tidak menggunakan lem) sehingga yang terlihat adalah stiker genap didukung plat nomor genap (palsu).

Atas dasar itu saya mengusulkan agar bentuk stikernya berbeda. Misalnya genap tetap ukuran 10 cm x 15 cm, sedangkan yang ganjil berbentuk bulat dengan diameter 15 cm sehingga kalau stiker ganjil ditimpa stiker genap atau sebaliknya, dengan mudah bisa diketahui atau dipantau.

Hariyanto Imadha

BSD Nusaloka Sektor XIV-5

Jl.Bintan 2 Blok S1/11

Tangerang Selatan

SURAT PEMBACA: Mari Membuat Trotoar Yang Bebas dari Motor

KEMACETAN di Jakarta sudah menjadi rahasia umum. Apalagi pada saat jam berangkat ke kantor. Yang memprihatinkan adalah banyaknya motor yang menggunakan trotoar sebagai jalan untuk motornya. Tentu, hal tersebut sangat mengganggu para pejalan kaki. Di samping itu, trotoar memang tidak didesain sebagai jalan untuk motor.

Supaya motor  dan gerobak makanan tidak bisa naik ke trotoar, maka perlu dibuat pagar dari pipa besi sebagai berikut (Lihat foto hasil modifikasi di bawah atau lihat di http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2012/11/07/gagasanmari-membuat-trotoar-yang-bebas-dari-motor-501275.html):

1.Pintu masuk atau pintu keluar bagi pejalan kaki dibuat sedemikian rupa (berbentuk”>>”) sehingga motor tidak bisa masuk karena sudut pintu masuk yang besarnya 90 derajat. Bahkan pedagang makanan yang memakai gerobakpun tidak bisa masuk. Tetapi sangat dimungkinkan penyandang cacat berkursi roda bisa memasukinya dengan mudah.

2.Agar penyandang cacat berkursi roda bisa masuk dan keluar, maka pada awal dan akhir trotoar harus dibuat landai. Dan supaya nyaman, permukaan trotoar (sepanjang trotoar) harus benar-benar rata.

3.Detail ukuran harus diukur di lapangan dengan uji coba kursi beroda bisa masuk dengan mudah, tetapi motor dan gerobak makanan tidak bisa masuk.

Sebaiknya sistem pagar demikian diterapkan di awal Jl.Sudirman hingga akhir Jl.MH Thamrin, Jakarta.

Semoga gagasan dan usul saya ini bisa dipertimbangkan Pemda DKI Jakarta di bawah pimpinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki TP.

Semoga bermanfaat.

Sumber foto asli: sayogand.blogspot.com

Hariyanto Imadha